Sunday, June 11, 2006

"Ya Allah, Gantilah dengan Yang Lebih Baik"

Kubuka kembali majalah Tarbawi ini, dan roda kereta api pun masih terus melaju dengan kencang, tanpa ragu dan terus melaju, terus melaju kedepan menyongsong sebuah stasiun tujuannya.

Kubuka tema tentang Kajian Dirosat. Judulnya “Ya Allah, Gantilah dengan Yang Lebih Baik”

Maha Suci Allah yang telah memberikan cobaan kepada makhluk-NYA dengan cara mengirimkan bencana, atau terkadang membuatnya terhina, atau mungkin pula menjadikannya terkucilkan, namun setelah itu Dia memperlihatkan mutiara hikmah dibalik keputusan-Nya.

Lihatlah bagaimana Nabi Nuh as yang dicaci dan dimaki dan dipukuli oleh kaumnya hingga pingsan, namun beberapa saat kemudian ia bersama kaumnya yang beriman selamat dari topan dan banjir besar, sementara musuhnya tenggelam di dasar laut.

Ingatlah Ibrahim, sang kekasih Allah yang dilemparkan kedalam api yang berkobar-kobar, namun setelah itu ia selamat dari kobaran api yang sangat panas itu. Lihat pula putranya, Ismail yang dengan pasrah bersedia untuk dikorbankan demi ketaatan kepada perintah Allah, namun kemudian diselamatkan, dan pujian atas kesabarannya tetap abadi didalam Al-Qur’an.

Perhatikanlah Yusuf as yang dilemparkan kedasar sumur lalu ditinggalkan sendiri ditengah pada pasir, namun setelah itu ia diangkat menjadi seorang raja. Demikian juga Musa as, yang terusir dari negerinya dan hanya bekerja sebagai penggembala domba namun akhirnya menjadi satu-satunya nabi yang bergelar Kalimullah; orang yang diajak bicara oleh Allah secara langsung.

Ingatlah pula junjungan kita Muhammad saw, yang sejak kecil sudah yatim dan selalu ditimpa berbagai cobaan serta menerima penindasan dari musuh-musuhnya, namun pribadinya lebih kokoh dari gunung uhud. Usaha kerasnya kemudia berhasil; banyak sudah negara-negara besar yang beliau taklukan,tercapai pula cita-cita dakwahnya kepada para raja sebelum akhirnya datanglah tamu untuk mencabut nyawanya.
………………………………………………………..

Ah…..Ya Rabb…hamba mohon ampun pada-Mu. Atas kelemahan dan kebodohanku selama ini, jika hamba kurang bersyukur atas nikmat yang selalalu Engkau Berikan.

Aku bukanlah manusia mulia seperti Nabi Nuh, Ibrahim, Yusuf, Ismail. Apalagi semulia Rasulullah Muhammad SAW. Ujian dan permasalahan hidupku pun tidak lah seberat dan serumit ujian bagi para manusia agung itu. Tapi sungguh Ya Rabb, hamba begitu cengeng, lemah, ringkih, labil dan tiada daya dan upaya. Hamba sungguh malu Ya Rabb.

Engkau berjanji akan mengganti dengan yang lebih baik, Engkau nyatakan jika Engkau tahu mana yang baik dan mana yang buruk bagiku, tapi aku selalu ragu dengan diriku sendiri, selalu ada duka nestafa, selalu ada ringkihan kesedihan dan air mata setiap kali ujian itu datang melanda. Hamba mohon Engkau ampuni hamba-Mu ini Ya Rabb.

Ya Allah hamba mohon berilah hamba kekuatan untuk bersabar. Dan berikanlah pahala kesabaran atas musibah yang menimpaku, dan gantilah sesuatu yang lebih baik darinya untukku”.

“Hamba pasrahkan..hamba sandarkan diri ini pada kekuatan-Mu. Hamba cukupkan Engkau yang menjadi tempatku bersandar, karena hamba yakin dengan sepenuh jiwa, Engkau tidak akan mengecewakan siapapun yang bersandar kepada-Mu”.

Kututup kembali majalah tarbawai ini. Kupejamkan mataku, ada air suci yang membasahi mataku. Kurasakan ada sebuah cahaya suci, air kesejukan menjalar memasuki relung hatiku yang paling dalam. Mengalir keseluruh sendi-sendi dan aliran darahku. Ku tarik napas perlahan. Terimaksih Ya Rabb, Engkau memang Maha Kuasa.

Kumasukan kembali majalah Tarbawi itu kedalam tas. Aku melihat kanan kiri, semoga saja tidak ada yang melihat dengan apa yang terjadi pada diriku tadi. Tidak lama kemudian kereta pun berhenti di Stasiun Gambir. Aku berjalan keluar dengan dada yang membusung, dengan wajah yang tegak kedepan, dengan tatapan mata penuh kekuatan.

Setelah membeli tiket bus yang berangkat jam 21.00, aku sholat magrib dan Isya di mushola dekat pool Bus Damri. Aku kembali bersujud tanda aku hanyalah seorang hamba yang lemah, aku kembali tengadahkan kedua belah tangan, mengadu, menghiba, memohon belas kasihan Sang Maha Pencipta. Ada air bening yang kembali mengalir, menganak sungai diatas pipiku.
Ada sebuah rengkuhan doa :

Ya Rabb, hamba pasrahkan diri ini dengan sepenuh jiwa pada-Mu
Hamba hadapkan diri segala kelemahan dan kebodohanku
Hamba lemah, ringkih..Engkau Maha Perkasa, Maha Kuat

Hamba mohon, petunjuk dan bimbingan-Mu
Jangan biarka hamba melangkah sendirian kemudian tersasar ke jalan yang salah

Bimbinglah setiap perkataan, setiap tatapan mata, setiap langkah kaki, setiap gerakan tangan, setiap lintasan pikiran, setiap harapan, setiap perbuatan, setiap lantunan niat..semata-mata hanya karena-Mu.

Hamba mohon ampun atas segala dosa, maksiyat.
Hamba serahkan diri ini hanya pada-Mu.

Berilah hamba kesempatan, disisa umur hamba yang entah berapa lama lagi, untuk mempergunakannya di jalan kebaikan, takwa, ketaatan pada-Mu, di jalan Dakwah yang telah Engkau gariskan.

Berilah hamba kekuatan untuk menjadi insan yang pandai bersyukur.

Ya Allah, lakukan semua yang Kau kehendaki, aku pasrah dengan keberadaanku, aku ridho dengan apa yang akan Kau lakukan, aku bertawakal pada-Mu, karena aku yakin Kau tidak akan menjerumuskanku menuju kemudharatan.

Ya Allah, apa yang datang dari-Mu aku senang menerimanya, Aku yakin Engkau tiada akan menelantarku dalam keburukan.

Karena Engkau Akan menggantinya dengan yang lebih baik..

Tepat jam 21.00, Bus Damri mulai berjalan….dan jika Allah menghendaki, Insya Allah besok pagi sekitar jam 04.00 aku akan sampai di Bandar Lampung. Kembali menyongsong harapan dan cita-cita, karena aku segera bangkit. Aku akan terbang bagai elang di angkasa. Allahu Akbar !!!!!.

No comments: