Tuesday, June 20, 2006

Episode Kehidupanku Hari Ini

Hari ini tugasku adalah ketemu dengan lurah Rantau Jaya Udik, ngasih surat ke petugas BPN dan menghadap ke Kabag Tapem. “Mudah-mudahan saja perjalananku hari ini lancar”, begitu gumamku dalam hati.

Jam 10.00 aku sudah berangkat ke Sukadana, kembali giliran si Kijang Biru yang bertugas membawaku kesana dan Bang Armin yang bertugas memegang kendali. Seperti biasanya kemanapun aku pergi selalu membawa buku walaupun sering kali gak kebaca..he-he. Kali ini buku yang kubawa adalah “Dengan Hati Menuju Tempat Tertinggi” karangan Gede Prama, serta buku “Bila Hati Rindu Menikah” karangan Mas Udik Abdullah...he-he.

Pas di lampu merah tidak lupa aku beli koran Radar Lampung, ingin tahu perkembangan Gempa di Bandar Lampung. Dari informasi yang kubaca, pusat gempa kini sudah ditemukan, yaitu di Gunung Betung Bandar Lampung.

Si Kijang Biru terus melaju dengan kencang, kali ini ku hidupkan Berita di Radio Elshinta, kemudian baru giliran Album Kompilasi Brother dan tidak lama kemudian, biasa…..Zzzzzzzzzzzzz, aku pun terbang ke alam mimpi. He-he.

Alhamdulillah, perjalanan hari ini lancar dan sukses sesuai dengan apa yang direncanakan dan ditargetkan. Urusan di Desa Rantau Jaya udik dah kelar, begitu juga setelah aku menghadap ke Kabag Tata Pemerintahan, Insya Allah hari minggu ini jadi rapat. Semoga semuanya berjalan lancar. Amiin.

Mudah-mudahan pulangnya tidak terlalu sore, jadi aku bisa sempet latihan dulu. Badan ini rasanya gak enak gitu lho..kalau gak dibawa olah raga. Alhamdulillah, sekitar jam 16.30 aku dah nyampei kembali di Bandar Lampung.

Hari ini sudah aku jalani dan Allah sudah memberi kemudahan, banyak hikmah dan pelajaran yang aku dapatkan, yang sudah pasti sangat bermanfaat bagi kehidupanku.

Besok, Insya Allah tugasku ke Braja Asri, semoga Allah memberi kemudahan dan kelancaran….”Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, mudahkan untukku urusanku dan lepaskanlah kekeliruan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku”. Memang aku hanya bisa memohon bimbingan pada Sang Kuasa, karena dengan jujur aku akui, aku hanyalah insan yang lemah dan bodoh.

Oh ia….di sepanjang perjalanku tadi, kembali asa itu kembali mengaduk-aduk relung jiwaku. Aku tidak kuasa, dan kembali aku hanya bisa menarik nafas dengan berat, lalu berserah diri pada-Nya. Tapi satu yang pasti, semoga bintang indah di langit itu terus bersinar, tersenyum, bahagia dan tidak sedetikpun tertutup sang awan hitam. Biarlah aku yang tertutup kuasa sang awan hitam bukan kerlip indah sang bintang di ujung langit.

No comments: