Wednesday, December 17, 2008

Ya Seperti Itulah Namanya Kehidupan….

Cerita hikmah ini berawal dari kisah kehidupan tetangga di depan rumah kontrakanku di Bandar Lampung. Namanya Pak Zulman, umurnya sekitar 55 tahun. Dia dan istrinya sama-sama pensiunan PT. Telkom.

Dengan rumah yang lumayan besar dan luas, selepas pensiun beliau membuka warung di samping garasi mobilnya. Selain barang kebutuhan sehari-hari dia juga menyediakan Minuman Galon seperti Aqua, Grand dll. LPG juga ada yang bisa diantar sampai kerumah pelanggan.

Tapi bukan sisi ekonomi yang aku ceritakan disini, tetapi tentang sisi kehidupan seorang anak manusia dengan fase yang biasanya akan dilalui oleh setiap insan. Oh iya kebetulan kini aku lebih akrab dengan beliau, karena aku numpang nyimpen mobil di halaman warung beliau.

Pak Zulman memiliki 3 orang anak, 2 laki-laki dan 1 perempuan. Anak pertama dan kedua dulunya kuliah Di Universitas Islam Indonesia (UII) Malang dan kini sudah lulus kuliah. Si bungsu juga sama kuliah diUII dan kini tinggal menunggu wisuda saja.

Selepas diwisuda dua anak beliau langsung pulang kampung ke Lampung. Tetapi kemudian sekitar 1,5 tahun yang lalu anak pertamanya lolos seleksi test dan akhirnya bekerja di PT. PLN (Persero). ”Wah BUMN coy !!!, masa depan cerah tuh”, gumamku didalam batin.

Hebatnya lagi sekitar 2 minggu yang lalu, anak keduanya yang perempuan lolos lagi seleksi menjadi pegawai di PT. PLN (Persero) dan kini ditempatkan di Manado. Kini anak keduanya sedang mengikuti BINTAL PT. PLN di pusat pelatihan PLN di Cibogo Bogor (daerah Puncak). Subhanallah, dua anaknya kini bekerja di sebuah BUMN besar yang sangat vital bagi negara ini. Ya gimana ga vital, perusahaan ini kan yang ngurusi Listrik gitu loh....

Ada raut kebanggan dari setiap obrolan dan raut wajah Pak Zulman & Bu Zulman. Wajar, siapa sih orang tuanya yang gak bangga anaknya berhasil (walaupun only keberhasilan di sisi dunia loh). Anak dapet ranking satu di sekolah aja bangganya minta ampun. Kayaknya tetangga se RT kita omongin.

Bener kata Amru Kholid di Bukunya yang berjudul ”SEBENING MATA AIR”. Di dunia ini tdk ada kebahagiaan yang sempurna. Kebahagiaan yang sempurna itu only ada di Surga alias Jannah NYA sajah. Kembali ke Laptop ya..he-he. Setelah dua anaknya pergi, Jadilah mereka kini hanya tinggal berdua di rumah. Si bungsu kan masih membereskan kuliah di Malang sono. Ada sebuah rasa kehilangan, kalau kata si ibu kadang suka sedih katanya begitu beliau masuk ke kamar anaknya. Biasanya jam segitu lagi ngetik pake laptop di kamarnya. Kini mah sudah kagak ada lagi. Jadi merinding, kebayang juga persaan beliau berdua bagaimana yah. Kebayang kedua orang tuaku di Sumedang sono.

Cerita selanjutnya tentang bagaimana perasaan pak zulman beserta istrinya bisa para pemirsa tebak sendiri lah. Usah pada gede ini kan ?..he-he.

Nah sekarang sampai pada bagian pengambilan sisi hikmah dari cerita nyata di atas :
Ya seperti itulah yang namanya kehidupan, ada pergiliran. Dulu ketika kita lahir kedunia kita tidak mempunyai kekuatan apa-apa alias lemah dan tidak berdaya. Nanti juga ketika kita sudah tua alias sudah mendekati ajal yah kembali lagi akan seperti bayi. Lemah. Sebelum menikah kita hidup sendiri, setelah menikah jadi berdua sama istri kita, lalu punya anak. Lama-lama anak kita satu persatu akan menikah dan mungkin tidak lagi tinggal serumah dengan kita bahkan ada yang harus dipisahkan Lautan, gunung dan darata. Jadinya ya kita tinggal berdua lagi sama istri kita. Tidak lama kemudian azal menjemput, apakah duluan kita atau istri kita. Akhirnya.......ya sendiri lagi. Begitulah kehidupan terus berputar sampai kemudian dilanjutkan oleh anak, cucu, cicit dan seterusnya. Dari sebagai anak, kita akan menjadi suami, lalu bapak, lalu kakek, lalu eyang, lalu...lalu....sampai akhirnya kita hanya akan tinggal sebagai sejarah. Yang mungkin anaknya cicit kita nanti bisa jadi sudah tidak tahu lagi siapa nama kita. He-he. Ga percaya, coba sekarang ngaku deh..ada ga diantara temen-temen yang tahu nama bapaknya kakek kita, atau lebih jauh lagi kakeknya kakek kita ?.. Kecuali keluarga kerajaan kali yang memang rajin mencatat silsilah keluarga mereka.
Semua yang diceritakan diatas menunjukan kalau memang kita ni hanya makhluk yang lemah semata. Kita juga sebenarnya tidak memiliki apapun didunia ini, semuanya milik Sang Kuasa. Harta, tahta, anak-anak, istri dan yang lainnya semuanya hanya titipan. Karena hanya dititipkan saja, so kita seharusnya bisa mensikapi dengan bijak setiap hal yang perlahan tetapi pasti mulai satu persatu hilang dalam genggaman tangan dan kehidupan kita.

n.b. teruntuk bapak & mamah di sumedang, terimakasih atas semua pengorbanan selama ini. Mohon maaf jika ananda justru harus tinggal di seberang lautan, walaupun ananda yakin jauh dilubuk hati bapak & mamah ingin semua anak-anaknya berada di tengah-tengah mereka...ditengah-tengah masa tua mereka.


Keterangan Foto : Foto diatas adalah kakek & nenek dari pihak bapak. Keduanya sudah almarhum. Kakek yang berdiri paling kanan, nenek yang duduk disampingnya.

Sunday, September 28, 2008

Pergulatan tentang Gerbang PERNIKAHAN itu ...

Berawal dari sebuah dialog tentang makna pergulatan batin ketika akan memasuki gerbang pernikahan, ada sebuah pertentangan batin, bayangan keindahan, ketakutan, keraguan, kemantapan, kepasarahan, sekaligus angan-angan. Ujung-ujungnya bermuara pada sebuah kata yang bernama "PILIHAN".

Ya... pilihan apakah kita akan menikah sekarang, atau nanti. Kita akan memilih si dia atau si anu, kita akan memilih yang cantik tapi kurang sholeh, atau yang sholeh tapi agak kurang photogenic. Memilih dia yang seksi ataukah dia yang gak kelihatan bagaimana bentuk badannya karena tertutup gamis yang menutup seluruh aurat tubuhnya.

Yoi kita juga harus memilih apakah memilih si doi yang guanteng dan berbadan atletis kayak aku he-he, tapi ternyata kurang sholeh ?. ataukah memilih doi yang wajah sih biasa aja badan juga maaf agak kurus gitu loh tapi yang jelas insya Allah sih sholeh.

MEMILIH....dan harus MEMILIH.....

Pertanyaannya sampai kapan kita akan bergulat dengan sebuah kata MEMILIH ?. Bukankah lebih baik kita sesegera mereformasi dan menata ulang relung hati tentang esensi dan makna kehidupan ?. kalau ternyata manusia itu tidak ada yang sempurna, kebahagiaan itu bukanlah diberikan oleh orang lain tapi harus diperjuangkan oleh diri kita sendiri.

Hidup adalah pilihan.."Untuk menjadi mulia atau bergelimang kehinaan".So...suka tidak suka kita tetap harus memilih. Termasuk ketika suatu saat nanti harus memilih siapa yang akan kita pilih tuk menjadi teman hidup kita.Jika proses pernikahan dengan cara taaruf, kita dipilihkan jma'h. Tapi toh tetap keputusannya kita yang harus memilih.

Yang namanya memilih, bisa salah bisa benar. Tentu dalam kerangka berfikir kita sebagai manusia yang lebih cenderung mengedepankan nafsu & ego, dengan keimanan yang turun naik atau bahkan lebih sering turunnya daripada naiknya. Tapi satu yang pasti, siapa yang Allah pilihkan bagi kita itu pasti yang terbaik bagi kita walau kita mungkin menganggapnya yang paling buruk."Allah hanya memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan'.

Kesimpulannya :
1. Segeralah tentukan sikap untuk berani menghadapi ujian bernama pernikahan. Cepat atau lambat kita insy4jj akan melaluinya. Teman saya ada yang menikah begitu diwisuda dan saat itu istrinya masih kuliah di IPB tingkat II . Sampai saat ini mereka masih tetap hidup tuh (he-he). Dari sisi ekonomi dulu mereka begitu morat-marit, awalnya kerjanya hanya memperdebatkan perbedaan. Tapi kini ?... si suami sudah jadi Dosen Fakultas Kehutanan IPB, sang istri sih lupa belum nanya sekarang kerja atau enggak. Rumahtangganya kelihatannya akur-akur aja tuh, anaknya sudah semakin bertambah besar disaat temen-temennya termasuk aku yang terlambat punya anak karena kelamaan berfikir dan kelamaan memilih. he he. Buat kang Dadan & Teh Nnur.....salut !!!!!!.
2. Pernikahan itu tidak selamanya seperti surga atau seperti neraka. Jadi sama seperti kehidupan, pasti ada saatnya bahagia, ada saatnya datang masalah menggunung. Intinya ya kita harus rasional tidak terlalu berharap berlebihan dengan menikah kita mematok PASTI akan bahagia selamanya. Nanti malah kecewa lagi. Kebahagiaan adalah perjuangan, ketenangan adalah buah latihan kesabaran.

3. Benar, semakin kita mendekat kepada Allah, semakin lurus niat kita. Ins4jj Allah akan memilihkan yang terbaik bagi kita.Setelah menikah : kecantikan, ketampanan, kepinteran otak dengan indikator IP yang tinggi, Background sebagai aktivis dakwah/organisasi kampus, orator, harta yang banyak, ternyata bukanlah penentu utama kenyamanan didalam rumah tangga. Tapi justru hal seperti : Ketulusan, kerelaan menerima kekurangan & kelebihan pasangannya, kelembutan, rasa empati, kepercayaan, dan tentu akhlah dan kedekatan kepada Nya lah yang lebih menentukan datangnya rasa cinta dan kasih sayang.Satu hal lagi... adanya ade bayi kecil dengan celotehan dan sikapnya yang lucu, akan membuat hidup terasa lebih berarti.

TAPI>>>>>sebentar, bukan berarti kita harus sembarangan memilih orang untuk kita jadikan suami atau istri lho. Maksudnya adalah ini untuk membuat kita lebih proporsional untuk memandang kehidupan gitu loh. Pasti bingung yah tulisannya muter-muter. he-he.
Yang jelas : untuk semua saudaraku bagi yang akhwat alias perempuan alias wanita alias istri, semoga segera Allah datangkan arjuna terbaik untuk menjadi pendamping hidup.
Bagi yang ikhwan alias laki-laki alias pameget, semoga Allah segera datangkan bidadari yang sholehah dari Allah untuk menjadi pendamping hidupmu.

Makna Hakiki "Ulang Tahun"

Entahlah apakah ketika umur kita semakin bertambah, kita harusnya menyampaikan syukur atau justru seharusnya menangis karena sebenarnya jatah umur kita kan semakin menipis. Konon umur Kakek Adam mencapai seribu tahun lebih.

Konon usia nabi nuh mencapai ratusan tahun. Dalam Sirah Nabawiyah ternyata umur Rasulullah Muhammad hanya 63 tahun. Lalu kita ?... Wallahuallam. Hanya Allah yang tahu.]Biarlah ketika berbicara tentang umur, kita pasrahkan semuanya kepada Dzat yang mpu nya umur..Allah SWT.

Yang pasti dan yang terpenting bagi kita :
1. Mari kita lakukan yang terbaik dalam hidup kita. Hidup yang terbaik, ibadah kepadaNya yang terbaik, bekerja yang terbaik, berbakti kepada orang tua dengan cara yang terbaik. Intinya kita isi jatah usia dengan cara yang terbaik. Dengan satu harapan semoga semuanya akan berakhir dengan cara yang terbaik..dan ujungnya semoga memperoleh karunia yang terbaik...Surga Nya yang abadi.
2. Dengan menjadi manuisa, kita tidak otomatis menjadi mulia di mataNYA. Karena kemuliaan sesungguhnya adalah manifestasi perjuangan, pengorbanan, air mata bukti kesungguhan kita untuk menjadi kekasihNYA.

So...tuk semua saudaraku yang kebetulan sedang berulang tahun : aku ucapkan selamat berulang tahun, selamat memaknai hidup yang baru, selamat memulai hidup yang baru yang lebih baik. Yang terpenting bukanlah memperdebatkan halal haram ulang tahun, tapi bagaimana kita mempergunakan sisa umur kita dengan makna yang terbaik.

Friday, September 26, 2008

MAU MUDIK ni COY......

Sebenarnya jadwal Cuti Bersama baru dimulai per tanggal 29 September. Tapi karena pekerjaan dilapangan sudah tidak terlalu padat, akhirnya dengan berbagai alasan temen-temen sudah pada ngacir duluan. Si Andre pulang ke Aceh, Kang Toni & Andre pulang ke Bogor. Akhirnya tinggal aku sendiri deh. Tapi gak apa-apa, karena aku memang sebelumnya sudah punya rencana paling baru pulang mudik H-3. Aku ingin melaksanakan I'tikaf dulu disini, berkumpul dengan temen-temen. Rindu rasanya dengan suasana i'tikaf, disaat makan saur bareng, disaat kita bisa memperbanyak tilawah, menyendiri dalam rangka lebih mendekat kepada yang Mpu nya Dunia dengan segala isinya. Tahun lalu sih itikafnya di Masjid Ad'Dua, tapi bulan ramadhan kali ini khusus untuk wilayah Kecamatan Sukarame, Sukabumi & TKT di tempatkan di MAsjid Al-Ikhlas.




Nah....rencananya sih InsyaAllah hari sabtu besok pagi sekitar jam 08.00 pagi aku mau Cow alias MUDIK coy.... Ke Rangkas bitung dulu baru ke Sumedang. Rencananya aku juga ingin bisa Itikaf di Rangkasbitung walaupun gak tahu di sana ada masjid yang melaksanakan i;tikaf ga.



Oh Iya..mumpung sempet nih, karena mungkin baru buka internet lagi nanti setelah pulang ke lampung, aku mo ngucapin :


MOHON MAAF LAHIR BATIN KEPADA SEMUA ORANG YANG KU KENAL, ORANG YANG DEKAT DENGANKU, ORANG YANG PERNAH AKU SAKITI DISENGAJA MAUPUN TIDAK. Terlepas apakah dia di dunia nyata maupun di dunia maya alias di dunia Blog gitu loh :


1. Bapak sama Mamah di Sumedang & Rangkas bitung.


2. Ustd Tarmadi, Ustd Nandang & Pak ABeto di Bandar Lampung.

3. Ustd. DR. Hamim, Ustd. Syamsudin di Darmaga Bogor. Jazakallah khoir atas pondasi kehidupan yang telah engkau semaikan dalam relung hatiku.


4. Dodo, Harist, masrian, p Sukirman, sidik, ari di Bandar Lapung.


5. Pak Suranta, Babeh Hani, Bang Ucok, Opung di Jakarta.


6. Andre, Toni, amar, suhe, ambon, mba tuti, t elis, imam.




7. Kang hera, Kang dan, Kang Oleh di Bogor


Sekaligus MINAL AIDIN WAL FAIDZIN....MOHON MAFF LAHIR & BATIN.


SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1429 h.



PAMIT MAU MUDIK SEMUANYA YA COY..........DADAH.....

Wednesday, July 23, 2008


4 (empat) tahun sudah aku di berada di Lampung. Pekerjaanku unik, di Tim Land Acquisition untuk jalur pipa gas. Tempat aku berdiri ini adalah jalur pipa gas bumi yang sudah dibebaskan. Malahan di bawah kaki ku ini sudah mengalir gas bumi dari palembang menuju Cilegon & Bekasi. Aku sendiri merasakan suasana yang berbeda, karena jalur ini dulunya ada kebun singkong, sawah, dan lain-lain.
Disini aku juga ingin berterimakasih kepada orang-orang yang telah begitu baik kepada ku. Diantaranya :
1. Pak Suranta selaku ketua tim. Semoga kesuksesan selalu menyertai.
2. Babeh Hany selaku Korlap. Kepedulian babeh kepada anak buah insya allah berbalas pahala.
3. Ambon, Kang Oleh, Kang Hera, dan lain-lain........
(foto sudah disamarkan memakai Adobe Photoshop)

Aku & Anak Papua


Sebenarnya foto ini kebetulan saja. Waktu itu aku dan tim yang akan melakukan survey lokasi lahan kritis berjalan di tengah perkampungan penduduk (aku lupa lagi namanya). Kebetulan lewan tempat nyuci umum, dan ada seorang ibu yg lagi nyuci bersama anak bayinya. Akhirnya aku iseng saja berfose bersama anak bayi itu..

Tuesday, July 22, 2008



Dibandara Wamena (Kabupaten Jaya Wijaya) dengan dilatarbelakangi Pesawat milik Trigana Air. Ini pesawat yang menjadi satu-satunya alat tranasfortasi dari Jayapura (Bandara Sentani) ke Kabupaten Jayawijaya.
Di Taman Kota Wamena (Kabupaten Jayawijaya). Dengan dilatarbelakangi Patung Masyarakat Papua menggunakan Koteka dan menggenggam kapak batu.


Menuju Kabupaten Tolikara (Papua)

Ini adalah ditengah perjalanan menuju Kabupaten Tolikara dari Kabupaten Jayawijaya (Wamena). Karena medan yg berat, disini Mitsubishi Strada dijadikan angkutan umum lho. Kalau gak salah ongkosnya sekitar Rp 300.000,- untuk perjalanan sekitar 2,5 jam.
(Foto sudah digelapkan/disamarkan menggunakan Adobe photoshop)

Friday, July 18, 2008

Saturday, July 12, 2008

Akankah Aku Kembali Ke Bumi Papua ?



Sebelum aku pulang kembali ke Jakarta, aku sempat ngobrol dengan Jepry (Seorang Sarjana Kehutanan yang tinggal di Kota Wamena Irian Jaya. Dia banyak membantu pekerjaanku selama disana) :
“Jep…mungkin engga ya suatu saat nanti aku akan kembali lagi ke papua ?…..”
“Mungkin aja bang..” itu jawaban yang dia ucapkan.

Apakah aku memang akan kembali ke Papua ?. entahlah. Yang jelas aku saat ini sedang mendapatkan kesempatan tawaran kerja di Papua. Tepatnya di Kabupaten Raja Ampat (dekat Sorong) provinsi Irian Jaya Barat. Di sebuah perusahaan pertambangan Nikel.

Lain kali akan aku ceritakan lebih lanjut ya…

Selamat Pagi Sang Mentari............


Assalamualaikum Wr. Wb…..

Pa kabar semuanya nih ?.
Sudah lama juga rasanya aku enggak meng-update foto maupun artikel di blog ini. Padahal dokumentasi foto-foto ku sudah menumpuk di fomputer kantor maupun di laptop.

Alhamdulillah sekitar bulan Agustus tahun 2007 aku sempat menginjakan kaki di bumi Papua alias Irian Jaya. Satu bulan lebih aku berada disana. Selanjutnya sekitar bulan September – Oktober 2007 aku kembali menginjakan kaki di bumi Borneo. Di Kalimantan Timur aku berada di Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan dan di Kabupaten Malinau. Sekitar 1 bulan juga aku berada di sana. Banyak pengalaman yang bisa aku dapatkan selama disana. Seperti biasanya, aku mendokumentasikan semua hal yang menarik selama ada di sana. Baik pake kamera digital ataupun kamera handphone. Sayang memang, aku tidak sesegera mungkin aku menulis pengalaman pengalaman tersebut di sini. Maklum penyakit malesnya kumat lagi. Ditambah dengan beban pekerjaan di sini cukup memakan konsentrasiku.

Walaupun aku belum bisa menuliskan semuanya, setidaknya foto foto ini bisa mewakili, jika begitu banyak hal yang telah terjadin dalam kehidupanku.