Friday, December 15, 2006

"Antara Cintaku & Cinta-MU"

"Karuniakanlah Aku Sebuah Hati Yang Sungguh Mencintai-Mu Ya Rabb, Agar Aku Bisa Mencintainya dengan Landasan Cinta-Mu, dan Bukan Mencintainya Dengan Sekadar Rasa Cintaku Yang Fana."

"I Miss U....Brother....."

Dua tahun lebih kita tidak bertemu brother. Dua tahun lebih kita dipisahkan jarak, ruang dan waktu. Dua tahun lebih engkau mengembara di negeri orang brother. Tahukan engkau, betapa aku, jajang, mamah, bapak, juga keluarga kita yang lain sangat merindukanmu, teh ai juga neng fani yang lucu juga adik kecil yang baru lahir. Kabar terakhir darimu, insya allah juni 2007 nanti kembali ke Indonesia. Semoga Allah memudahkan segala langkah dan berjuanganmu brother.
Oh iya, jajang sekarang udah wisuda lho. Dia udah jadi sarjana pertanian sekarang.
Brother...Ingatlah..., aku merindukanmu dan mencintaimu. Doa tulusku senantiasa kupanjatkan untukmu.

Wednesday, December 06, 2006

Tebak ???????

Besar menandakan dia subur. Namun bukan berarti……bukan ?!??!....
Dirinya sering bangga akannya. Namun, terkadang diapun merasa tidak puas hati. Disudut jalan, dua mata terus saja tertuju padanya. Tak henti-hentinya. Bibirnya berdecap. Entah kagum atau menghinakannya.

......... APA YA ?......................

Tulisan ini adalah sebuah gurauan, sekaligus bahan perenungan bagi mereka yang menjadi objek inspirasi dalam tulisan ini.

Fatamorgana Manisnya Dunia

Fatamorgana Manisnya Dunia
..........................
By. My Dear.... Salma

Seperti hendak mengejar syurga, langkahnya tergopoh-gopoh, namun bibirnya lebar menandakan ketulusan kebahagiaan. Dirinya pun tak mengenal lelah terus berlari dan berlari. Namun sesampainya di ujung jalan yang buntu, wajahnya berubah pucat pasi. Matanya tak kuasa menahan bendungan air mata.

Ya.....apa yang ia kejar selama ini ternyata tak ada.....hanyalah jalan buntu.....

Inilah kiranya cerminan manusia yang mencintai dunia dan sangat mencintainya. Bayang-bayang fatamorgana sering mengelabui hati dan fikirannya. Bayang itu sungguh indah dan menawan hati bahkan tak kuasa fikiranpun memungkirinya. Keindahan dan kenikmatan dunia kadang membuat mata tertutup semu, bibir terkunci ngilu, dan hati membeku pilu. Pengejaran terhadapnya sungguh menyiakan waktu sehingga membuat Sang Maha pun cemburu padanya. Namun ketika diri telah lelah mencapainya, dan Dia pun murka akannya, maka semua langkah yang tergopoh-gopoh, keringat yang perpeluh, hambur tak berdaya guna. Semuanya musnah tanpa sisa. Bahkan janji akhiratpun enggan menantinya. O.......betapa meruginya.

Dosakah......


DOSAKAH….
(Gigi)

Dosakah hati kecil ini
Yang Slalu tak merasa puas
Dosakah mata indah ini
Melihat yang tak semestinya

Dosakah fikiranku ini
Yang penuh rasa curiga
Dosakah jalan hidup ini
Yang tak pernah merasa menyesal

Bila memang semua itu
Dosa-dosa di mata-Mu

Ampunkakah...maafkanlah...sucikanlah hamba ini
Yang pengasih...yang penyayang...
Kepada-Mu kumemohon

.............................

Kurebahkan badanku yang ringkih di pembaringan, senandung lagu berjudul Dosakah yang dinyanyikan Group musik Gigi seakan masuk menelusuk kedalam sanubariku. Kupejamkan mataku, fikiranku melayang melintasi dimensi ruang, waktu dan peristiwa. Basah...basah terasa mata ini, sebuah rasa tak terdefinisi.

Hati yang tak pernah puas, mata yang seringkali melihat yang tak semestinya, fikiran yang penuh rasa curiga, jalan hidup yang tak pernah menyesal. Dosa...dosa..dan dosa. Ampunilah hamba Ya Rabb.

Sekali Lagi Tentang "ALLAH"

Sesungguhnya di dalam hati terdapat sebuah sobekan yang tidak bisa dijait kecuali dengan menghadap penuh kepada Allah. Didalamnya juga ada sebuah keterasingan yang tak mampu diobati kecuali dengan menyendiri bersama Allah. Di dalam hati juga ada sebuah kesedihan yang tak akan mampu diseka kecuali dengan kebahagiaan yang tumbuh karena mengenal Allah dan ketulusan berinteraksi dengan-Nya.

Di dalam hati juga terdapat sebuah kegelisahan yang tak dapat ditenangkan kecuali dengan berhimpun karena Allah dan pergi meninggalkan kegelisahan itu menuju Allah. Didalam hati juga terdapat gejolak api yang tidak mampu dipadamkan kecuali oleh keridhaan akan perintah, larangan dan keputusan Allah yang diiringi dengan ketabahan dan kesabaran sampai tiba saat berjumpa dengan-Nya.

Di dalam hati ada sobekan, keterasingan, kesedihan, kegelisahan dan gejolak api dan beragam penyakit yang obatnya tiada lain adalah “Mengenal Allah”.

(Ibnul Qayim; Dikutip dari buku “Ibadah Sepenuh Hati” karya Amru Khalid)