Friday, July 07, 2006

Ketika Sang Waktu Seakan Berhenti Berdetak

Jumat, 7 Juni 2006….


Hitungan hari terus berputar sejak Sang Penguasa Makhluk memperlihatkan karunianya pada sang pengembara, berupa sebuah lukisan indah sang bintang di angkasa malam. Selama itu pula cahaya indah dari sang bintang seakan terus mengoreskan lukisan-lukisan yang semakin indah dalam ceruk hati sang pengembara. Sebuah lukisan cahaya, diatas lembaran cahaya, dengan tinta cahaya. Ada getaran indah bersama goresan cahaya keindahan yang semakin dan semakin mendalam. Goresan indah yang semata hadir karena kuasa-Nya dan semoga semuanya didasari atas ridho Sang Penguasa Angkasa Malam.

Perlahan tetapi pasti, semuanya kini tumbuh menjadi sebuah asa yang terus dan terus menggelora dalam dada. Ada sebuah bayangan maya sebuah taman indah dalam hati, besama indahnya sang bintang. Ketika ada kesejukan bersama semilir angin, ada kicau burung pembawa keriangan, ketika ada harum sang bunga melati pembawa kesyahduan suasana. Ah……tapi ini hanyalah sebuah asa.

Selama hitungan hari pengembaraan sang pengembara, terasa roda sang waktu seakan berjalan sedemikian lambat, seakan behenti berdetak, walau sesungguhnya kuasa sang waktu tetaplah berputar dengan segala kekuatannya, dengan segala kepatuhannya pada apa yang diperintahkan-Nya. “Tapi aku harus senantiasa bersabar, menunggu saat dimana Sang Penguasa Kehidupan membawanya kedalam taman hatiku, itupun jika Sang Penguasa menghendakinya”, begitu gumam sang pengembara.

Tiba-tiba ada sebuah lintasan getir dalam hati sang pengembara, “Tapi……siapakah aku ?, aku hanyalah seorang pengembara dengan segudang kelemahan dan ketidakberdayaannya. Layakkah aku menikmati indah cahaya sang bintang ?. Sungguh rasanya aku bukanlah siapa-siapa, yang pantas menjadi tempat bersemayamnya sang bintang dengan segenap keindahan cahayanya, kecuali jika dahulu ia memang bersemayam dalam rongga dadaku. Ah……”,

Dan kini, dikesunyian sang malam, kembali ada rengkuhkan kedua belah telapak tangan tuk mengadu dan merintih pada Sang Penguasa Kehidupan, sang penguasa yang telah menciptakan sang bintang dengan segala keindahanya juga sang pengembara dengan segala kelemahan, ketidakberdayaan dan kesedihannya.

Semoga rindu ini segera sampai pada muaranya.

No comments: