Sunday, May 28, 2006

"UJIAN atau HUKUMAN ?", makna di balik prahara gempa bumi di Jogjakarta

“UJIAN atau HUKUMAN ?”

Ini barangkali pertanyaan dan ungkapan yang segera mampir di benak kita ketika mendengar dan menyaksikan sebuah musibah apalagi se dahsyat bencana gempa bumi di Jogjakarta dan sekitarnya. Bayangkan, hanya dengan gempa bumi sekitar satu menit, 3.002 nyawa manusia melayang (ini berita sementara) dan 3.884 bangunan rubuh atau rusak. Bantul yang paling parah, hingga tadi malam dilaporkan 2.091 orang meninggal dunia.

Ada yang terlewat, belum lagi korban yang luput dari pemberitaan reporter Televisi, yaitu BINATANG yang meninggal dunia dan luka-luka seperti ayam, bebek, kerbau, kambing, kucing. He-he.

Wallahu alam apakah ini HUKUMAN atau layak di sebut UJIAN, tapi satu hal yang pasti, Insya Allah di sana benyak sekali orang-orang sholeh yang taat pada Allah yang kemudian terluka atau bahkan meninggal dunia. Mereka barangkali yang berhak kita sebut sedang DIUJI Barangkali ada diantara mereka yang meninggal dunia itu sedang berkhalwat/berduaan dengan Allah, sedang berdzikir, sedang membaca ayat suci Al-Quran, sedang membaca Al-Matsurat, sedang sholat subuh dan aktivitas kebaikan lainnya. Untuk orang-orang sholeh ini, semoga kini mereka sedang bercengkrama di Taman Surga nan Abadi.

Disana juga pasti banyak sekali orang-orang yang bergelimang maksiyat, penuh dosa, berbuat dzalim, syrik pada Allah. Meraka barangkali orang-orang yang layak kita sebut sebagai sedang di HUKUM oleh Allah SWT.

Pertanyaannya, mengapa Gempa Bumi itu tidak terjadi disini, ditempat kita tinggal, ditempat orang tua dan orang-orang yang kita cintai berada ?. Apa susahnya bagi Allah untuk memindahkan gempa bumi itu ke tempat kita. Sekali lagi wallahu alam, hanya Allah yang tahu.

Barangkali hanya ada satu alasan yang pas, karena Allah masih memberi kesempatan pada kita untuk bertaubat, memperbaiki diri, berpindah jalan dari kesesatan kepada jalan yang lurus, untuk berbakti pada orang tua, untuk meminta maaf pada orang yang pernah kita sakiti, untuk mencintai orang yang selama ini pantas kita cintai dengan sepenuh hati.

Ya Rabb..berilah hambamu ini kesempatan untuk mengakhiri hidup dalam keadaaan Khusnul Khatimah.

*************
Perenungan dibalik Prahara Gempa Bumi di jogjakarta.

1 comment:

Bangpay said...

ndak penting ah... ayo mulai menata lagi.... belajar lagi... kekekekeke

gak tau, IMBnya error...

jazakumullah!